Friday 17 July 2009

Tuntunan upacara Pattidana

(Sembilan)

Tuntunan upacara Pattidana

Aradahana Devata:

Samantacakkavalesu atragacchantu Devata,Saddammam munirajassa sunantu Saggamokkhandam.Sagge kame ca game ca rupegirisikharatate cantalikkhe vimane.Dipe ratthe ca game taruvanagahane gehavatthumhi khette.Bhumma cayantu deva jalathala visame yakkhagandhabbanaga,titthanta santike yam munivaravacanam sadhavo me sunantu.

Buddhadassanakalo ayam bhadanta
Dhammassavanakalo ayam bhadanta
Sanghapayirupasanakalo ayam bhadanta

Semoga semua deva dialam semesta hadir disini,mendengarkan Dhamma nana gung dari sang Bhijaksana,yang membimbing(umat)ke surga dan kebebasan.dialam surga dan di alam brahma,di puncak-puncak gunung,diangkasa raya,di pulau-pulau,di desa-desa dan dikota-kota,dihutan belukar,disekeliling rumah dan ladang.Semoga deva bumi mendekat(datang)melalui air,daratan atau pun angkasa,bersama-sama dengan yakkha,gandhaba dan naga.dan semoga dimana pun mereka berada,mereka dapat mendengarkan sabda sang Bhijaksana,seperti berikut ini.

Sekarang tiba saatnya melihat sang Buddha
Sekarang tiba saatnya mendengarkan sang Dhamma
Sekarang tuba saatnya menghormat sang sangha

2 Namakara Gatha
Araham sammasambuddho Bhagava
Buddham bhagavantam abhivademi

Sang bhagava; yang Maha Suci,yang telah mencapai penerangan Sempurna;aku bersujut dhadapan sang Buddha,sang bhagava (namakara)

Svakkhato bhagavata Dhammo Dhammam namassami


Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh sang bhagava;aku bersujud dihadapan Dhamma.(namakara)

3 Puja Gatha
Pemimpin kebaktian;
Yamamha kho mayam bhagavantam saranam gata,yo no bhagava sattha,yassa ca mayam bhagavato dhamma rocema,imehi sakkarehi tam bhagavantam sasaddhammam sasavakasangham abhipujayama.

Kami berlindung kepada sang bhagava,sang bhagava guru jujungan kita.dalam dhamma sang bhagava kami berbahagia.dengan persembahan ini kami melakukan puja kepada sang bhagava,dhamma sejati serta sangha para siswa.

4 Pubbabhaganamakara
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Terpujilah sang bhagava ,yang Maha suci,yang telah mencapai penerangan Sempurna.(3x)

5 Aradhana Tisarana Pancasila

Pemimpin Pujabhatti dan umat :
Mayam bhante,
Tisaranena saha panca silani yacama.
Dutiyampi mayam bhante,
Tisaranena saha panca silani yacama.
Tatiyampi mayam bhante,
Tisaranena saha panca silani yacama.

Bhikkhu ; yamaham vandami tam vadetha
Hadirin ; Ama bhante
Bhikkhu ; Namo tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa(3x)

Namo tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Hadirin ; Mengulangi sebanyak tiga kali
Bhikkhu; Mengucapkan Tisarana kalimat perkalimat dan diulang oleh umat kalimat perkalimat.

Buddham Saranam Gacchami
Dhamma Saranam Gacchami
Sanghang Saranam Gacchami

Dutiyampi Buddham Saranam Gacchami
Dutiyampi Dhamma Saranam Gacchami
Dutiyampi Sanghang Saranam Gacchami

Tatiyampi Buddham Saranam Gacchami
Tatiyampi Dhamma Saranam Gacchami
Tatiyampi Sanghang Saranam Gacchami

Bhikkhu;Tisarana Gamanam Paripunam
Hadirin ; Ama Bhante
Bhikkhu;Mengucapkan Pancasila kalimat perkalimat dan diulangi oleh umat kalimat perkalimat.

Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami
Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
Kamesu Miccahacara Veramani Sikkhapadam Samadiyami
Musavada Veremani Sikkhapadam Samadiyami
Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami

Bhikkhu ; Imani Pancasikkhapadani
Silena Sugatim yanti
Silena Bhogasampada
Silena Nibbutim Yanti
Tasma Silam Visodhaye
Hadirin : Ama Bhante,Sadhu!Sadhu!Sadhu!

6 Namokaratthaka Gatha

Namo Arahato Sammasambuddhassa Mahesino
Namo uttamadhammassa Svakkhatassevatenidha
Namo Mahasanghassapi visuddhasiladitthino
Namo Omatyaraddhassa Ratanattayassa Sadhukam
Namo Omakatitassa Tassa vatthuttayassapi
Namo Karappabhavena vigacchantu Upaddava
Namo Karanubhavena Suvatthi Hotu Sabbada
Namo Karassa Tejena Vidhimhi homi Tejava

Sujudku pada Maha Pertapa,Buddha nan suci tampa noda
Sujudku pada Dhamma nan Mulia,yang telah dibabarkan dengan sempurna
Sujudku pada Mahasangha nana gung yang ber-sila dan berpandangan suci
Sujudku pada sang Tiratana ,yang Mulia berkahnya dengan”aum”[a(rahato)u(ttama)m(ahasanghassapi)]
Sujudku pada Tiratana Yang telah bebas dari kekejaman.
Dengan kekuatan sujudku ini,semoga semua gangguan lenyap
Dengan kekuatan sujudju ini,semoga semuanya sejahtera
Dengan sujudku yang lengkap ini,semoga saya sukses adanya

7. Buddhanussati

Iti pi so bhagava araham Sammasambuddho,Vijjacarana-sampanno sugato
Lokavido,Anuttaro purisadhammasarathi sattha devamanussanam,Buddho bhagava`ti.

Demikianlah Sang Bhagava,Yang Maha Suci,Yang Telah mencapai Penerangan Sempurna:Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduknya.Sempurna menempuh Sang jalan (ke nibbana).Pengenal segenap alam.Pembimbing manusia yang tiada taranya.guru para dewa dan manusia.yang sadar(bangun),yang patut Dimuliakan

8. Dhammanussati
Svakkhato Bhagavata Dhammo,
Sanditthiko Akaliko Ehipassiko,
Opanayiko Paccattam Veditabbo Vinnuhi’ti

Dhamma Sang bhagava telah sempurna dibabarkan;berada sangat dekat,tak lapuk oleh waktu,mengundang untuk dibuktikan;menuntun kedalam batin,dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.

9.Sanghanussatti

Supatipanno bhagavato Savakasangho
Ujupatipanno bhagavato Savakasangho
Nayapatipanno bhagavato Savakasangho
Samicipatipanno bhagavato Savakasangho
Yadidam cattari purisayugani atthapurisapuggala,Esa bhagavato Svakasangho,Ahuneyyo Pahuneyyo Dakkhineyyo Anjalikaraniyo,Anuttaram Punnakettam lokassa`ti.

Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar;
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut.
Mereka,merupakan empat pasang makhluk,terdiri dari delapan jenis makhluk suci),itulah Sangha siswa sang bhagava;patut menerima pemberian,tempat bernaung,persembahan serta penghormatan;lapangan untuk menanam jasa,yang tiada taranya dialam semesta.

)Mereka disebut Ariya Sangha: makhluk-makhluk yang telah mencapai Sotapatti Magga dan Phala,Sakadagami Magga dan phala

10.Saccakiriya Gatha
Natthi me Saranam Annam
Buddho Me Saranam Varam

Sotthi te hoto sabbada

Natthi me saranam Annam



Sotthi te hoto sabbada

Natthi me saranam Annam
Sangho me Saranam Varam


Sotthi te hotu Sabbada

Tiada pelindung lain bagiku sang Buddha-lah sesungguhnya pelindungku berkat kesungguhan peryataan ini semoga anda selamat sejahtera.

Tiada perlindungan lain bagiku sang Dhamma-lah sesungguhnya pelindungku berkat kesungguhan pernyataan ini semoga anda selamat sejahtera.

Tiada perlindungan lain bagiku sang sangha-lah sesungguhnya pelindungku berkat kesungguhan pernyataan ini semoga anda selamat sejahtera.

11.Tirokuddakanda Suttam

Tirokuddesu Titthanti
Sandhisinghatakesu ca
Dvarabahasu Titthanti
Agantvana Sakam Gharam

Pahute Annapanamhi
Khajjabojje upatthite
Na tesam koci sarati
Sattanam Kammapaccaya

Evam Dadanti Natinam
Ye Honti Anukampaka
Sucim Panitam Kalena
Kappiyam Panabhojanam

Idam Vo Natinam Hotu
Sukhita Hontu Natayo

Natipeta Samagata

Pahute Annapanamhi
Sakkaccam Anumodare
Ciram jivantu No Nati

Amhakanca kata Puja
Dayaka Ca Anipphala
Na Hi Tattha Kasi Atthi
Gorakkhettha Na Vijjati

Vanijja Tadisi Natthi
Hirannena Kayakayam
Ito Dinnena Yapenti
Peta Kalakata Tahim
Unnate udakam vuttham
Yatthaninnam Pavattati
Evameva Ito Dinnam
Petanam upakappati

Yatha Varivaha Puja
Paripurenti Sagaram
Evameva Ito Dinnam
Petanam Upakappati

Adasi Me Akasi Me
Natimitta Sakha Ca me
Petanam Dakkhinam Dajja
Pubbe Katamanussaram

Na Hi Runnam Va Soko Va
Ya Vanna Paridevana
Na Tam Petanamtthaya
Evam Titthanti Natayo

Ayam kho Dakkhina Dinna
Sanghamhi Supattitthita
Digharattam Hitayassa
Thanaso Upakappati

So Natidhammo ca Ayam Nidassito
Petana Puja ca Kata Ulara
Balanca Bhikkhunamanuppadinnam
Tumheni Punnam Pasutam Anappakanti.

Walaupun diluar dinding-dinding,mereka berdiri dan menanti,ada juga yang dipersimpangan-persimpangan jalan atau.kembali kerumah-kerumah mereka yang dahulu serta menanti di samping tiang-tiang pintu.

Tetapi pada saat diadakan pesta keluarga yang meriah,dengan makanan dan minuman yang beraneka ragam,ternyata tiada seorang pun anggota keluarga mereka yang ingat kepada mahkluk-makhluk menderita ini,yang berasal dari perbuatan-perbuatan jahat mereka yang lampau.hanya keluarga baik yang hatinya penuh welas asih dan mengerti Dhamma,bisa mau memberikan makanan,minuman,untuk sanak keluarganya yang telah meninggal dengan baik,dari jenis yang disukai pada waktu hidupnya.

Semoga persembahan ini buah jasa-jasa baiknya bermanfaat untuk sanak keluarga yang telah meninggal dunia,sanak keluarga kita yang telah meninggal yang sedang berkumpul disini,Semoga mereka berbahagia.

Dengan rasa simpati,mereka akan memberikan doa,setelah menerima pemberian jasa-jasa makanan dan minuman yang melimpah-limpah dari kita,Semoga sanak keluarga kita panjang umur karena perbuatan baik kita kepada mereka sehingga kita mendapat keberuntungan ini. Perbuatan penghormatan diberikan kepada kami,pemberi tidak akan pernah kosong dari buah perbuatan baiknya.

Karena disina tidak ada pertanian ataupun perternakan,juga tidak ada perdagangan,tidak ada pertukaran uang/emas,sehingga,sanak keluarga kita yang telah meninggal dunia,disana hidup dengan bergantung pada pemberian dari kita disini.

Bagaikan air yang tercurah dari bukit, kebawah menggenangi dataran-dataran rendah,demikian persembahan yang kita berikan disini,dapat menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal

Bagaikan Sungai,jika airnya penuh dapat mengalir kelautan,demikian pula pemberian yang telah diberikan disini.Dapat menolong sanak keluarga kita yang telah maninggal.

Ia akan memberikan kepadaku,bekerja untukku,apakah ia sanak keluarga,sahabat atau kerabatku yang memberikan sesaji kepada yang telah meninggal,dan merenungkan kembali perbuatan baik yang pernah dilakukan.

Bukan ratap tangis,bukan pula kesedihan hati,bukan perkabungan apapun juga,yang dapat menolong mereka yang telah meninggal perbuatan itu tidak akan membawa manfaat bagi mereka yang telah meninggal.

Hanya apabila persembahan ini dilakukan dengan penuh bakti,dan sipersembahkan kepada Bhikkhu Sangha,jasa ini akan memberikan manfaat yang sangat lama kepada mereka yang telah meninggal untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Ajaran kebenaran telah ditunjukkan kepada keluarga.Dan juga bagaimana cara penghormatan yang bernilai kepada sanak keluarga yang telah meninggal,serta bagaimana cara menyokong untuk kekuatan para Bhikkhu.Dengan demikian kita dapat menimbun jasa kebaikan dan keberuntungan buah jasa yang sangat besar sekali dari berbuat seperti ini.

12.Karaniya Metta Sutta
Karaniyamatthakusalena
Yantam santam Padam Abhisamecca
Sakko Uju ca Suhuju Ca
Suvaco cassa Mudu Anatimani

Santussako ca subharo ca
Appakicco ca sallahukavutti
Santindriyo ca nipako ca
Appagabbho kulesu ananugiddho

Na ca khuddam samacare kinci
Yena vinnu pare upavadeyyum
Sukhino va khemino hontu
Sabbe satta bhavantu sukkhitatta

Ye keci panabhutatthi
Tasa va thavara va anavasesa
Digha va ye Mahanta va
Majjhima Rassaka Aukathula

Dittha va ye ca adittha
Ye ca dure vasanti avidure
Bhuta va sambhavesi va
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Na paro param nikubbetha
Natimannetha katthaci nam kanci
Byarosana patighasanna
Nannamannassa Dukkhamiccheyya

Mata yatha niyam puttam
Ayusa ekaputtamanurakkhe
Evampi sabbabhutesu
Manasambhavaye aparimanam

Mettanca sabbalokasmim
Manasambhavaye aparimanam
Uddham adho ca tiriyanca
Asambhadham averam asapattam

Titthancaram nisinno va
Sayano va yavatassa vigatamiddho
Etam satim adhittheyya
Brahmametam viharam idhamahu

Ditthinca aupagamma
Silava dassanena sampanno
Kamesu vineyya gedham
Na hi jatu gabbhaseyyam punareti`ti

Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.untuk mencapai ketenangan,ia harus mampu,jujur,sungguh jujur,rendah hati,lemah lembut,tiada sombong.

Merasa puas,mudah disokong/dilayani,tiada sibuk,sederhana hidupnya tenang inderanya,berhati-hati tahu malu,tak melekat pada keluarga

Tiada berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para bijaksana,hendaklah ia berpikir;
Semoga semua mahkluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua mahkluk berbahagia

Mahkluk hidup apa pun juga,yang lemah dan kuat tanpa kecuali,yang panjang atau besar,yang sedang,pendek,kecil atau gemuk.

Yang tampak atau tak tampak,yang jauh atau pun dekat,yang terlahir atau yang akan lahir,semoga semua mahkluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain,atau menghina siapa saja.jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya melindungi
Anaknya yang tunggal,demikianlah terhadap semua mahkluk,dipancarkannya pikiran (kasih sayang)tanpa batas.

Kasih sayangnya kesegenap alam semesta dipancarkannya pikirannya itu
Tanpa batas,keatas,kebawah,dan kesekeliling,tampa rintangan,tampa benci dan permusuhan.

Selagi berdiri,berjalan atau duduk,atau berbaring,selagi tiada lelap ia tekun mengembangkan kesadaran ini yang dikatakan;berdiam dalam brahma.

Tiada berpegang pada pandangan salah(tentang atta/aku),dengan sila dan penglihatan yang sempurna hingga bersih dari nafsu indera ia tak lahir dalam rahim manapun juga.

13.Pattidana
Punnassidani katassa
Yanannani katani me
Tesanca bhagino hontu
Sattanantappamanaka
Ye piya gunavanta ca
Mayhem matapitadayo
Dittha me capyadittha va
Anne majjhattaverino

Satta titthanti lokasmim
Te bhumma catuyonika
Pancekacatuvokara
Samsaranta bhavabhave

Natam ye pattidanamme
Anumodantu te sayam
Ye cimam nappajananti
Deva tesam nivedayum

Maya dinnanapunnanam
Anumodanahetuna
Sabbe satta sada hontu
Avera sukkhajivino
Khemappadanca pappontu
Tesasa sijjhatam subha

Semoga jasa-jasa yang kuperbuat kini diwaktu lain diterima oleh semua makhluk disini tak terbatas tak ternilai;mereka yang kukasihi serta berbudi luhur seperti ayah dan ibu ,yang terlihat dan tak terlihat yang bersikap netral atau bermusuhan;makhluk-makhluk yang berada dialam semesta di tiga alam,empat jenis kelahiran,terdiri dari satu atau empat bagian mengembara dialam-alam besar kecil;semoga dengan persembahan jasaku ini,setelah mengetahui mereka bergembira,dan kepada mereka yang tidak mengetahui semoga para dewa memberitahukanya;berkat jasa-jasa yang kupersembahkan ini yang membawa kegembiraan,semoga semu mahkluk selamanya hidup bahagia,bebas dari kebencian,semoga mereka mendapatkan jalan kedamaian,semoga cita-cita luhur mereka tercapai.

Kemudian sampai pelaksanaan dengan sprituality dengan acara kotbha dhammadesana dari bhante Candasilo dengan topic mengenai masalah pattidana dari kehidupan sehari-hari dari setiap manusia tentunya hidup berumah_tangga dari umat Buddha yang ada,akan tetapi dari semua kehidupan yang sering dijumpai adalah: Permasalahan yang timbul dari akibat persaingan hidup sesama dari lingkungan baik yang sama baik yang tidak sama dari setiap kehidupan contonya : kalau menjumpai satu kehidupan dari perumah_tangga dengan masalah antara anak dan ibu,antara ayah dan saudarahnya banyak dijumpai dengan permasalah kalau dari anak yang tidak sekolah dan bolos sekolah sedangkan ayah bekerja ditoko dan sibuk kemudian siibu sibuk memasak dan menjaga baik kemudian Abang yang sibuk bersama ayah lagi bekerja sedangkan adik tidak masuk sekolah dan bolos pulang untuk mintak uang atau mencuri uang untuk jajan atau pergaulan yang kurang baik misalnya berjudi,nakobah,mabuk-mabukan,kumpul kebo,karoke,diskotik dan berjina sesama teman-temannya, sehingga sampai dengan perbuatan onar dengan balap-balapan baik sepeda motor, baik mobil sampai terjadinya onar dan tauran sesama temanya yang saling “Memperlebutkan teman hidupnya atau pacarnya dari pergaulan itu”.
Jadi kembali dari kehidupan itu cuman hanya sementara saja dari setiap lingkungan dimana manusia itu hidup berdampingan sesamanya dari yang miskin dan orang kaya yang saling mengembangkan kehidupan moral dan etika masing-masing,akan tetapi itu tidak luput dari permasalahan yang timbul yang mengakibatkan tejadinya pertikaian dari loba.moha,irsia,tanha yang artinya jalan yang salah dengan pandangan yang salah dari kehidupan dimana lingkungan hidup sesama manusia yang moral dan etika dari perkembangan jaman dan hasil karya manusia itu setiap saat sehingga terjadinya pertikaian,pertengkaran dari nafsu keinginan,sehingga terjadinya mabuk akan nafsu keinginan dan emosional amarah dari pikiran yang salah dan tujuan yang salah sampai dengan timbulnya irihati dengan apa yang ada dari keinginan kesenjangan sosial yang saling membutukan dan saling merebut hasilnya timbul pertikaian dari emosional dan irihati sampai terjadinya perampokan dan pencurian yang diakibatkan oleh tanha,dengan keadaan yang (free) bebas untuk merai sesuatu,tetapi itu adalah hal yang salah karena dari jaman dahulu kalah alat pertukaran bukan uang akan tetapi beras tukar dengan garam,jadi disini sudah Nampak jelas untuk merai sesuatu atau menimbun barang sesuatu harus bekerja.

Balang tentunya semuanya tidak mau terjadi hal seperti yang diatas sampai terjadinya pertikaian antara ayah dan ibu kemudian Abang dan adik sampai dengan yang berbuat suatu kesalah sampai ayah kapada ibu dan Abang bertikai, marah,emosional,kepada adik yang berbuat salah sampai terjadinya permusuhan antara saudarah,sehingga yang walau pun ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anaknya dari (Metta)cinta kasih menjadi memudar,akan tetapi kasih sayang dari ibu akan kembali untuk anak-anaknya karena seorang ibu kasih sayangnya sangat besar sekali kepada anak-anaknya karena anaknya di rawat sejak kecil sampai dewasa dan jadi orang yang berguna dan selalu melindungi anak baik dan jangan bebuat jahat atau barbuat baik sehingga memanjakan anaknya sampai mungkin
Parkembangan lingkungan setempat sampai terpengaru dari pergaulan dari perbuatan jahat dan buruk dan “salah jalan”,sampai dengan terjadinya pencurian,perampokan dan sebagainya sampai dengan terjadinya pelangaran hukum keluarga sampai dengan hukum masyarakat setempat sampai dengan hukum perundang-undangan kepolisian.

Jadi sampai kembali dengan masalah yang timbul dari dalam lingkungan sendiri atau diluar lingkungan itu sendiri tentunya dari diri sendiri yang memperbaiki dimana jalan kehidupan sangat banyak yang harus dijalankan dari setiap sisi kehidupan demi kehidupan baik yang buruk, baik yang baik itu tergantung anda sendiri yang mau kembali dari kehidupan awal atau kembali kehidupan yang baru,oleh karena itu dari semua ajaran sang Buddha yang mengajarkan kita supaya hindari perbuatan jahat berbuat baik sucikan hati tambakan amal kebijaksanaan menolong dirinya sendiri dan menolong orang yang membutukan pertolongan,sehingga sampai dengan timbulnya dari diri sendiri dari rubuk hati yang timbul rasa kasih sayang(Metta)untuk sesamanya tentunya manusia disini karena manusia sudah pasti hidup dengan sesama manusia baik yang ada dilingkungan dimana manusia itu hidup berada.

Kalau ingin hidup yang lebih baik tentunya pilihan berada ditangan anda baik yang buruk baik yang baik itu tergantung dari kehidupan anda atau (saudarah) yang ingin mempunyai satu kehidupan yang baik dari lingkungan baik yang di dalam baik yang diluar,sehingga sampai dengan rasa ingin untuk penuh belas kasihan (karuna)untuk menolong dirinya sendiri dan orang lain,yang tentunya kembali dari dimana kehidupan itu berada sampai dengan menyadarkan dirinya dari perbuatan yang kurang baik sampai dengan mengendalikan dirinya untuk sempurna dalam kehidupan demi kehidupan,tentunya belas kasihan (karuna)untuk membantu orang tuanya dan menyokong kehidupan sanak keluarganya yang tentunya orang tua kita yang merawat,mengajarkan sejak dari kecil sampai dewasa jadi belas kasihan jasa yang harus kita balas dan membantu untuk kehidupan mereka dengan baik istilanya (take and give ) setelah orang tua kita marawat kita kembali kita setelah dewasa kita merawat orang tua kita itu perbuatan baik dan bijaksana dan benar.Disamping itu kalau kehidupan telah sempurna dan lengkap belas kasihan dapat disalurkan atau dikembangkan membantu sesama sanak-keluarga yang membutukan uluran tangan dari perbuatan baik untuk menolong sesamanya dari hal kekurangan sampai dengan menolong kehidupan sesaman teman,kerabat,saudarah,dan manusia masyarakat luasnya seperti membatu orang yang kekurang dari panti-panti jompo,panti-panti Asuhan,panti-panti sosial dan masyarakat umunya.

Sampai dengan kembali dengan kehidupan dimana awal dari kehidupan itu bermulah dari lingkungan hidup manusia itu untuk saling menciptakan kehidupan baik yang lama baik buruk tentunya dari terciptanya yang tidak luput dari hasil karya manusia itu sendiri baik yang buruk baik yang baik,seperti karya kehidupan manusia dari kebutuhan hidup baik sandang dan pangan kemudian hiburan untuk manusia itu sendiri,akan tetapi semuanya tidak luput dari kehidupan dirinya sendiri tentunya seperti dengan halnya hidup dilingkungan yang baik pasti hidupnya baik,dan hidup dilingkungan yang jahat pasti hidupnyan jahat,tetapi mungkin saja bisa terbalik hidup dilingkungan yang baik bergaul dilingkunga kurang baik akan terpengaru oleh perbuatan yang kurang baik dan akan jahat atau mungkin kehidupan yang jahat bergaul kelingkungan baik bisa jahat mempengarui yang baik atau yang baik mempegarui yang yang jahat.kemudian itu tidak luput dari perbuatan kita untuk memilih supaya kehidupan merasa untuk mempunyai yang turut simpati untuk menolong(mudita) kehidupannya sendiri atau turut simpati untuk membantu,menolong sesama yang merai sesuatu keberuntungan seperti halnya dengan melihat kehidupan sendiri yang merai suatu keberhasilan baik dibidang pendidikan,ekonomi,politik,sosial dan masyarakat umunya dan sebagainya.

Ikut serta didalam kehidupan itu untuk turut simpati untuk melihat,mambantu,menyokong,turut berbahagi rasa simpati untuk melihat keberhasila orang lain tentunya seperti hanya dari masa pendidikan dari awal SD,SMP,SMA dan sampai dengan falkultas, Universitas, Perguruan tinggi yang selesai untuk keberhasilan sampai dengan mendapat satu gelar tertentu sampai dengan turut simpati melihat baik dirinya sendiri,baik orang lain teman-teman,kerabat,saudarah,handai tolan dan masyarakat umun,sehingga sampai dengan melihat kalau teman atau kerabat kita berusaha contonya buka toko dan berhasil ikut simpati dan berbahagia jangan irihat,kebencian,dendam,yang timbul justru (Mudita) ikut simpati dari keberhasila orang lain berkat usahannya sendiri atau dukungan dari orang lain dan masyaraka,kemudian sampai dengan keberhasilan baik sanak-saudarah,teman-teman,kerabat dekat dan jauh,yang tentunya melaih keberhasila dibidang politik dan sosial kemasyarakatan seperti keberhasilan didalam merai suara terbanyak dari pemilihan umum,yang akhirnya menjabat sesuatu tugas Negara seperti jadi kepala lingkungan,kepala desa,kepala camat,kepala walikota,kepala gebenur dan wakil gebenur,kepala DPR,MPR,dan Presiden pemimpin Negara.

Citra dari kehidupan dapat dikembangkan dengan baik dari diri sendiri yang untuk semua kehidupan yang saling mempertahankan kehidupan demi kehidupan baik orang kaya dan orang miskin saling mempertahankan kehidupannya masing-masing sampai dengan munculnya kehidupan-kehidupan yang baru dan sampai terciptanya kehidupan baru dari tentunya perkembangan jaman dan perubahan yang terjadi disetiap perkembanga dari ilmu pengetahuan dari Kebudayaan.suku,bangsa baik Negara cina,Asia tenggara,Asia timur,Asia barat,technology ipteck, dan sampai dengan perkembangan dari suku bangsa dunia lain seperti Eropa barat,Eropa timur,dan Amerika sampai Negara Afrika sampai keseluluh dunia yang duduk sejajar dengan bangsa lain.

Hubungan dari kehidupan demi kehidupa yang saling bergantungan dengan sesamanya dari setiap sudut pandang yang berbeda dengan sesamanya disini mungkin untuk merasa apa yang didalam kehidupan telah sempurna baik dari pengaru dari luar baik yang dari dalam itu semua adalah suatu ilmu pengetahuan baik yang diketahui atau tidak diketahui itu semua dapat bekerja dengan dilingkungan dimana manusia itu hidup, yang kadangkalah dapat dijumpai dengan hal yang baik dan buruk karena hidup sesama manusia yang begitu banyakanya sifat,nafsu,keinginan,kebencian,dari semua suku dan bangsa yang berbeda itu tidak sama itu sudah pasti.

Kalau kembali dengan peradapan dan adaptasi sesama manusia itu tidak sama dengan yang lain sangat banyak dari sisi kehidupan demi kehidupan baik yang sama baik yang tidak sama,itu hanya dari perbuatan kehidupan sehari-hari dari kehidupan manusia itu hidup untuk mendapat satu Keseimbangan baik jasmani,batin dan rohani yang akhirnya dengan (upekkha)yang ketenangan hidup,keseimbangan hidup baik dari dirinya sendiri baik dari luar dirinya sendiri,sampai dengan seimbang dalam kehidupan bersama dengan kehidupan manusia baik dari teman-teman,kerabat-kerabat,handai_tolan,handai_tolan,saudarah jauh dan dekat,sampai dengan masyarakat umunya yang hidup berdampingan sesama manusia dengan manusia lainya. Hingga mendapatkan kelengkapan hidup dari semua kehidupan yang akhirnya merasa semua dari Metta,Karuna,Mudita dan Upekkha itu telah lengkap untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya tidak luput dari kehidupan dimana kita berada dan hidup dimana lingkungan kehidupan manusia itu berada. Sampai dengan kembali dari kehidupan untuk keseimbangan dalam hidup itu perana sangat penting untuk merasa seimbang didalam segalah bidang kehidupan manusia dan makhluk hidup yaitu Upekkha keseimbangan jasmani dan batin yang tenang dan bahagia.

Kemudian didalam pelaksanaan dalam Pattidana dari Tirokuddakanda yang dilaksanakan dengan undangan dari umat-umat Cetiya Mahasampati dengan para bhikku disini saya sendiri dari prak atau Bhikkhu candasilo yang melaksanakan pemimpinan upacara Sprituality dari acara Tirokuddakanda dari Pattidana untuk sprituality pelimpahan jasa untuk manusia dan makhluk hidup dimana berada baik yang kelihatan baik yang tidak kelihatan sesama kehidupan dari semua kehidupan,balang tentunya tidak luput dari kerjasama
Sesama umat dari Cetiya Mahasampati dari romo,upasakah , dan upasikah dan muda-mudi dari Cetiya baik dari luar cetiya sampai umat dari dalam dan luar untuk melaksanakan sprituality dari pelimpahan jasa untuk menanam buah karma baik untuk dirinya sendiri atau untuk kedua orang tuanya atau untuk sanak-keluarga yang telah meninggal dunia baik juga untuk pelimpahan jasa kepada teman-teman yang terkena musibah dari bencana alam baik korban gempa bumi,baik dari bencana kecelakan alam yang disengaja atau tidak disengaja dan lain-lainnya untuk pelimpahan jasa dan sebagainya.

Dengan demikian kalau kembali dari permasalahan yang ada sampai dengan perkembangan dari awal pelaksanaan dari sprituality dari Pattidana dari Tirokuddakanda suttam yang dibacakan dengan bersama dengan umat sampai dengan pelimpahan jasa pada waktu itu untuk memberi uluran buah jasa baik dari berbuat karma baik untuk diniatkan dan disalurkan melalui pikiran dan ucapan baik secara sprituality pada waktu itu dengan membacakan paritta-paritta suci dari Tirokuddakanda suttam dan Pattidana untuk pelimpahan jasa kepada leluhur yang telah meninggal dunia.

Sampai dengan disediakan oleh panitia atau anggota muda-mudi untuk menuangkan air suci yang telah dibacakan dan dituliskan kedalam air untuk pelimpahan jasa dengan mengelilingi satu bentuk gunung yang terbuat dari disaind yang mirip dengan gunung benaran yang kemudian gunung yang dicat warna keemas-emasan itu dilancang sekian rupa dengan dibawahnya ada seperti kolam yang mengelilingi gunung dan tentunya di barengi dengan bunga-bungaan tersebut,sehingga sampai dengan pemimpin acara sprituality dari Pattidana itu yang tentunya dari anggota shang yaitu prak/Bhante candasilo yang memimpin upacara dari pelaksanan dari Pattidana untuk pelimpahan jasa untuk uluran tangan yang membutukan bantuan dari sanak keluarga yang membutukan pelimpahan jasa itu,sehingga sampai dengan keluar dari bakti sala membawak sebotol air suci yang dibacakan parita bersama umat yang ada sambil membacakan paritta suci dari pattidana itu sambil mengelilingi gunung dan menuangkan air suci itu dengan mengelilingi gunung yang disiapkan untuk pelimpahan jasa sambil meniatkan yang dipancarkan dari pikiran dan batin untuk tujuan ada yang ingin dicapai dari apa yang diniatkan masing-masing untuk pelimpahan jasa tersebut.tujuan supaya ada sanak keluarga yang telah meniggal dunia baik yang masih dialam tiga samsarah baik dialam peta seperti setan,setan kelaparan,setan gentayangan yang dan mungkin arwah leluhur dari nenek dan kakek yang membutukan uluran tangan dari sanak keluarga untuk membantu berbuat karma baik untuk terlahir kembali dialam-alam bahagia.

“Sampai dengan kembali kedalam sala untuk kemudian pelaksanaan dari sprituality dari acara untuk pelaksana membaca paritta suci dari pelimpahan jasa Anumodana dari Bhante candasilo,” tentunya saya sendiri yang membaca paritta suci dari paritta suci dan sampai selesainya acara sprituality pelimpahan jasa dari Tirokuddakanda suttam dan penutupan.